Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia

our facebook

Metode dalam Mengkaji Majas


Tarigan dalam bukunya yang berjudul Pengajaran Semantik terbitan tahun 1995 menyatakan bahwa majas adalah bahasa kiaas, bahasa indah yang dipergunakan untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandigkan suatu benda atau hal hal tertentu yang lebih umum. Sementara itu, Djadjasudarma dalam bukunya yang berjudul Semantik 2 terbitan tahun 1999, menyatakan bahwa majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengkongkretkan dan menghidupkan karangan pengarang. Sedangkan Rustamaji dalam bukunya Panduan Belajar terbitan tahun 2008 menyatakan bahwa majas ialah suatu gaya bahasa yang digunakan seseorang dalam mempergunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terjadi di jiwanya.

Jika Tarigan menyatakan majas adalah bahasa kias, kias itu sendiri mempunyai arti ibarat, sindiran, alasan berdasarkan persamaan dan perbandingan. Tarigan memakai kata kias dalam pengertian majas itu sendiri karena berdasarkan kegunaannya majas dipakai untuk mengibaratkan sesuatu. Contohnya bisa ditemukan pada kata Dewi Malan dan Raja Siang yang masing-masing dikiaskan atau diibaratkan sebagai Rembulan dan Matahari. Sedangkan Djadjasudarma menyatakan bahwa majas adalah gaya bahasa. Gaya adalah cara, cara yang dipakai seseorang yang mungkin berbeda antara orng satu dengan yang lainnya. Misalnya saja gaya atau cara berpakaian dan berdandan seseorang yang mungkin antara seorang dengan yang lainnya berbeda. Begitu pula pada majas sebagai gaya bahasa. Cara yang dipakai seseorang dalam membahasakan sesuatu, supaya bahasa yang digunakan terkesan lebih hidup, lebih istimewa daripada menggunakan bahasa yang umum. Djadjasudarma juga mengatakan bahwa majas digunakan untuk menghiduokan sebuah karangan. Dalam hal ini, majas bisa membuat suatu karangan lebih hidup daripada menggunakan bahasa biasa pada umumnya. Misalnya saja pada puisi yang dalam penulisannya menggunakan majas untuk lebih menghidupkan karya puisi tersebut. Contohnya dalam puis yang berjudul ”Menyesal”. Pada penggalan baitnya, Kini petang datang membayang, batang usiaku sudah tinggi. Pada penggalan bait tersebut tersirat sebuah makna yang dalam dan ungkapan bahasa yang lebih hidup. Jika penggalan bait tersebut diganti dengan bahasa yang lebih umum secara harfiah, puisi tersebut tidak akan hidup dan tidak indah bila dibaca. Lain dengan Tarigan dan sependapat dengan Djadjasudarma, Rustamaji menyatakan bahwa majas adalah suatu gaya bahasa, suatu cara membahasakan bukan dalam arti secara harfiah, tetapi lebih berbeda dan bermakna. Rustamaji juga mengungkapkan majas sebagai alat untuk mengekspresikan perasaan. Dalam puisi misalnya, penulis akan mencurahkan, menuangkan seluruh ungkapan perasaannya yang menggebu dituang dalam puisi yang tentunya menggunakan bahasa-bahasa kias yang disebut majas untuk membuat tulisannya lebih indah dan bermakna.

Dari ketiga pernyataan di atas, yang masing-masing dilontarkan ketiga tokoh, majas tidak hanya sebagai alat pengekspresian diri, tetapi lebih kepada suatu ungkapan yang bermakna. Dan di sini dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai pengertian majas. Majas adalah bahasa kias yang membahasakan sesuatu dengan cara yang lain yang menyiratkan suatu makna terselubung di dalamnya, dan digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan perasaan dan menghidupkan karangan.

Pengertian majas seperti pernyataan di atas, jika majas dibandingkan kata majasi yang berarti tidak sebenarnya (sebagai persamaan, kiasan, dsb) tidak jauh berbeda dengan pengertian majas yang berarti kiasan. Majas dikatakan bahasa kias yang berusaha membahasakan sesuatu dengan cara yang lain, karena majas dalam pemakaiannya menggunakan suatu sisi yang lain dalam pengungkapan dan pemilihan kata-kata yang berbbeda dengan ungkapan biasa pada umumnya. Majas lebih hidup, lebih bermakna jika dibandingkan dengan ungkapan biasa yang menggunakan kalimat atau bahasa biasa pada umumnya.

Majas sering digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan dan menghidupkan karangan oleh pengarang. Hal ini terjadi karena menggunakan ungkapan dengan majas, bahasa yang disajikan lebih hidup, lebih bermakna, dan lebih indah daripada ungkapan secara harfiah pada umumnya. Terjadang majas dipilih penulis atau pengarang untuk membahasakan perasaannya yang terbingkai dalam bahasa-bahasa yang indah dan bermakna sebagai bentuk ekspresi perasaannya. Jika Tarigan menyatakan majas sebagai bahasa kias, Djadjasudarma dan Rustamaji menekankan bahwa majas adalah sebuah gaya bahasa. Tarigan menyatakan bahwa majas sebagai bahasa kias, yang berari ibarat atau mengibaratkan sesuatu. Sedabgkan Djadjasudarma dan Rustamaji menyatakan majas sebagai gaya bahasa, dimana merupakan suatu cara membahasakan sesuatu yang menjadikan bahasa atau ungkapan tersebut lebih hidup. Antara kedua uraian tersebut sam-sama mencakupapa itu majas. Karena majas merupakan bahasa kias dan merupakan suatu gaya bahasa. Dari uraian-uraian mengenai majas di atas, baik oleh Tarigan, Djadjasudarma, maupun Rustamaji, serta digabung dengan pemikiran saya, dapat disimpulkan bahwa majas adalah suatu bahasa kias yang berusaha membahasakan sesuatu dengan cara yang lain yang menyiratkan suatu makna terselubung di dalamnya, dan digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan perasaan dan menghidupkan karangan.

Menurut pengertian majas seperti kalimat di atas, bahwa majas adalah bahasa kias, di mana arti kias tersebut mengibaratkan sesuatu dengan yang lain atau membandingkan sesuatu hal dengan yang lainnya. Tetapi, kalau majas adalah bahasa kias, puisi juga menggunakan bahasa kias. Apakah puisi itu majas juga?. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, puisi adalah karangan kesusastraan yang berbentuk sajak. Kemudian dalam uraian di atas dikatakan bahwa majas berusaha membahasakan sesuatu dengan cara lain yang menyiratkan makna atau arti terselubung. Orang yang berpantomim juga berusaha membahasakan sesuatu dengan cara lain yang menyiratkan arti. Dalam hal ini cara lain yang digunakan oleh orang yang berpantomim adalah membahasakannya melalui gerak tubuh, isyarat-isyarat tangan, tanpa membuka mulut mereka atau tampa berbicara sepatah kata pun. Apakah orang yang berpantomim juga majas?

Majas juga digunakan sebagai alat mengekspresikan diri, di mana semua perasaan pengarang dituangkan. Tetapi seni juga merupakan media sebagai penuang atau pengekspresian dari seniman itu sendiri. Apakah seni jiga merupakan majas? Ketiga pertanyaan apakah puisi, orang yang berpantomim, dan juga seni itu merupakan majas atau bukan tentulah ketiganya bukan majas. Dari ketiga contoh tersebut, ada kekeliruan-kekeliruan yang terjadi yang harus diperbaiki mengenai pengertia majas tersebut.

Dengan kekeliruan-kekeliruan tersebut, pengertian majas direvisi kembali dan kesimpulan yang didapat mengenai pengertian majas ialah, bahwa majas merupakan suatu bahasa kias, bahas yang mengandung makna dan biasanya digunakan untuk menghidupkan suatu tulisan oleh penulisnya.

Majas adalah suatu bahas kias, bahasa yang mengandung makna, dan biasanya digunakan untuk menghidupkan suatu tulisan oleh penulisnya. Tetapi, majas bukanlah bahasa kias, karena majas tidak hanya mengibaratkan sesuatu dengan yang lain atau bahkan membandingkan sesuatu dengan yang lain, melainkan lebih dari itu. Karena majas merupakan suatu gaya bahasa yang mengandung makna di dalamnya. Karen dalam majas, menggunakan kata-kata konotasi yang perlu dikaji lagi apa makna yang terkandung. Sehingga kita bisa mengerti maksud dari majas tersebut atau makna yang ada di dalamnya.

Majas juga digunakan untuk menghidupkan suatu tulisan oleh penulisnya. Tetapi majas bukan untuk menghidupkan suatu tulisan, melainkan untuk memperindah tulisan. Majas digunakan untuk memperindah tulisan karena dengan menggunakan majas, ungkapan kata-kata yang disajikan akan lebih indah. Lagipula majas sering lebih ringkas daripada padanannya yang terungkap dalam kata-kata biasa yang lebih panjang. Jadi, di sini dapat disimpulkan bahwa majas adalah suatu gaya bahasa yang mengandung arti di dalamnya yang digunakan untuk memperindah suatu tulisan oleh penulisnya.

welcome to our blog

selamat datang

Photo Gallery